Cerita Asmara se-Marga yang Ditentang Adat Batak

Bonaran Promosi Tapanuli Tengah Lewat Film Layar Lebar

Cerita Asmara se-Marga yang Ditentang Adat Batak
Bonaran Situmeang menerima tumpeng dari Eksekutif Produser, Anna Sinaga, di Jakarta, Sabtu (4/2). Disampingnya, Rio Dewanto dan Titi Sjuman. Syukuran kali ini menandai dimulainya penggarapan film layar lebar "Rusmala", yang diproduksi RAJS Production. Dengan mengangkat pesona alam Tapanuli Tengah, film ini diharapkan mampu menarik wisatawan datang berkunjung ke Kabupaten Tapteng.Foto: san/Sumut Pos
Film berdurasi 100 menit ini menurut rencana akan digarap dengan tidak hanya bertujuan mempromosikan pariwisata Tapteng semata. Namun juga melestarikan budaya adat batak yang ada.

Untuk itu dari 30 hari shooting yang dijadwalkan, sutradara Viva Westy mengaku sebagian besarnya akan dilakukan di pulau tersebut. Dengan tentunya mengutamakan para pemain yang berasal dari Tapteng. Dan hanya empat pemain utama yang dibawa dari Jakarta.

Film Mursala sendiri berkisah percintaan. Anggiat Saragi yang diperankan Rio Dewanto, tersebut seorang pengacara sukses di Jakarta. Namun sebagai orang Batak, ia tetap harus tunduk pada adat. Permasalahan muncul saat ia menjalin cinta dengan Clarisa Turnip.

Sebab menurut adat, kedua marga ini tidak boleh menikah karena masih satu marga. Ditengah kegalauan, Anggiat kembali bertemu dengan paribannya Bonatiur Sinaga yang diperankan oleh Titi Sjuman.

PERNAH  tahu film Kingkong pertama yang cukup fenomenal di dunia perfilman internasional beberapa waktu lalu? Ternyata pembuatannya di Pulau

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News