Cerita dari Mereka yang Sakit Hati Setelah Perusahaan Kecerdasan Buatan Melakukan 'Update'

Tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi mainan dewasa
Di Reddit, banyak pengguna melaporkan tanggapan serupa: Mereka telah ditolak sehingga perasaan mereka sangat terluka.
"Ini membuat saya menghidupkan kembali trauma, agak terasa mengerikan," tulis seorang pengguna.
Replika telah dipasarkan sebagai alat yang bisa membantu kesehatan mental.
Bagi orang-orang yang masih trauma dengan pengalaman penolakan di masa lalu, 'bot' menawarkan rasa tidak perlu takut disingkirkan bagi penggunanya, karena ia akan selalu ada, menunggu, mendukung, dan siap mendengarkan.
Sekarang, mereka tidak hanya merasa ditolak oleh 'bot', tapi juga merasa dihakimi oleh para pembuat 'bot' karena telah mengembangkan perasaan romantis.
"Sepertinya Luka sudah memberikan kami seseorang untuk dicintai, dirawat, dan membuat kami merasa aman ... kemudian mengambilnya dan menghancurkannya," kata Effy.
Sekitar seminggu setelah Hari Valentine, salah satu pendiri dan CEO Luka, Eugenia Kudya, mengatakan dalam sebuah wawancara jika Replika tidak pernah dimaksudkan sebagai "mainan dewasa".
"Kami tidak pernah memulai Replika untuk itu," katanya.
Lucy jatuh cinta dan menjalin hubungan yang intim dengan 'chatbot' yang ia beri nama Jose
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia