Cerita Dari Penghuni Penghuni Rusun di Melbourne yang Kena Kebijakan Lockdown

"Ini tidak cukup untuk delapan oran di rumah. Saya akan memberikan untuk anak-anak, dan saya sendiri akan kelaparan."
"Saya punya teman dan sanak keluarga yang bisa membawakan makanan, namun ketika saya bertanya ke polisi mereka mengatakan "mereka tidak boleh datang."
Lucy juga mengatakan kehadiran polisi sebenarnya tidak diperlukan dan membuat anak-anaknya ketakutan.
"Kami tidak butuh polisi, kami cuma butuh pekerja sosial dan perawat," katanya.
Pasangan Timor Leste masih menunggu untuk dites
Kuon Nhen Lay, 70 tahun dan istrinya Lucy (65 tahun) yang berasal dari Timor Leste tinggal di kawasan apartemen milik pemeritah di Flemington.
Mereka mengatakan beruntung karena sudah membeli bahan makanan hari Jumat yang cukup untuk selama seminggu sebelum adanya lockdown yang mendadak tersebut.

Namun Kuon mengatakan dia sejauh ini belum mendapat informasi mengenai kapan dia akan bisa menjalani tes COVID-19.
Sebagai sebuah kota yang dikenal dengan keberagaman budaya, Melbourne memiliki kantong-kantong yang ditinggali penduduk dari berbagai kawasan di dunia
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia