Cerita di Balik Desain Baju Batik untuk Lady Gaga

Terinspirasi Wayang dan Tokoh 101 Dalmation

Cerita di Balik Desain Baju Batik untuk Lady Gaga
Rancangan Gloria Agatha, murid Lasalle College International Jakarta. Foto: Dokumen Lasalle

Pernah dia mencoba menggunakan bulu yang biasa digunakan untuk boneka beruang. Tapi, baju yang didesainnya ternyata tampak biasa saja, tidak gahar seperti yang diinginkan. Apalagi, untuk mewakili sosok Lady Gaga yang kontroversial. "Akhirnya, aku bayarin sisa punya teman. Dia punya bahan yang pas," tandasnya.

Gloria yang sudah punya clothing line bernama jii itu juga tidak terhindar dari masalah sesaat sebelum fashion show dimulai. Stocking hitam dan merah yang dia gunting latnas dijahit lagi untuk para model ternyata menyisakan masalah. Stocking tersebut tidak lagi bisa meregang dengan sempurna.

Saat dipakai, stocking itu tidak bisa mengikat dengan sempurna di kaki kecil sang model. Jadinya, melorot seperti kaus kaki. Idealnya, bahan untuk menutupi kaki model itu sampai ke paha atas. Meski demikian, dia mengaku cukup puas karena bisa menumpahkan ide dan pikirannya.

Ya, bagi Gloria, fashion design tidak melulu membicarakan sesuatu yang wah. Anak pasangan Djoko Wijono dan Sri Dewijani itu lebih suka mendesain sesuatu yang bisa dipakai sehari-hari. Katanya, desain itu tidak hanya berhenti di kertas gambar, tetapi harus bisa direalisasi dan dikenakan.

Desainer baju Lady Gaga untuk konser di Indonesia mengaku sempat bingung menyambungkan kekontroversialan sang penyanyi dengan karakter tradisional

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News