Cerita di Balik Kemiripan Motif Batik Indonesia dan Suku Aborigin Australia

Cerita di Balik Kemiripan Motif Batik Indonesia dan Suku Aborigin Australia
Agus Ismoyo (keempat dari kanan) sempat berkolaborasi dan mengajarkan cara membatik kepada suku Aborigin di kawasan Australia Utara. (Supplied: Agus Ismoyo)

Sementara itu, menurut Agus, produksi batik yang massal dan semakin jauh dari nilai asli terdahulu sah saja, selama ada ruang dialog antara pelaku batik agar tidak saling merusak.

Apakah batik eksklusif untuk Indonesia?

Cerita di Balik Kemiripan Motif Batik Indonesia dan Suku Aborigin Australia Photo: Menurut Agus, batik merupakan kesenian yang berbahasa universal. (Supplied: Agus Ismoyo)

 

Pengalaman Agus mengajarkan batik kepada suku Aborigin-Australia, Indian-Amerika, dan orang-orang di Asia dan Afrika membuktikan bahwa batik bisa "tumbuh" di banyak tempat.

"Menurut saya batik itu menjadi asik kalau menjadi mendunia ya, bagaimana itu memperkaya media seni yang bisa memperkaya estetika dunia ini," katanya.

Ia tidak mempermasalahkan adanya klaim dari negara lain soal kepemilikan batik, yang ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi Indonesia di tahun 2009.

Karena menurut pemilik studio batik Brahma Tirta Sari ini, batik yang adalah seni, merupakan bahasa yang universal.

"Memang batik secara historis yang saya dengar kalau kita pertemuan batik, dari mana-mana yang mengaku. Saya tidak begitu penting dari mana."

Menurut Maria, batik tidak akan punah selama masih ada yang menggunakan.

Perjalanan membatik Agus Ismoyo, seniman kelahiran Yogyakarta, menjadi semakin berwarna ketika berkolaborasi dengan suku Aborigin-Australia kurang lebih 30 tahun yang lalu

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News