Cerita Dua Wanita Cantik Spesialis Gawat Darurat

Selama menjadi petugas call centre 119, Eza mengaku seringkali mengalami hambatan dari pihak rumah sakit apabila tidak dapat menampung pasien yang dibawa olehnya.
“Alhamdulillah pada jam-jam tertentu saya masih bisa menghela nafas dan memiliki waktu luang jika tidak ada telepon masuk,” tutur Eza.
Hal senada juga dialami Yanti, petugas Emergency Call 112. Pekerjaan yang didudukinya tersebut membawahi seluruh OPD di Kota Depok. Dia menjadi pusat segala pelayanan gawat darurat dari masyarakat Kota Depok.
Yanti menjelaskan, apabila warga mengalami musibah kebakaran. Pihaknya akan segera menghubungi petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok untuk mengevakuasi. Begitu juga, saat terjadi kecelakan lalu lintas. Pihaknya langsung sigap menghubungi kepolisian terdekat.
“Tim 112 terdiri dari 15 petugas, terbagi ke dalam tiga shift. Pertama mulai pukul 06.00 – 14.00 WIB, dilanjut pukul 14.00 – 22:00 WIB, dan terakhir 22.00 – 06:00 WIB,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, menjadi pekerja yang bertugas di bidang pelayanan bukan hal yang mudah. Selain stamina yang terkuras, juga kondisi psikologis yang naik turun. Namun itu tak menjadi halangan mengabdi ke masyarakat.
“Dengan bekerja di bidang ini, saya jadi paham karakter atau watak masyarakat,” pungkas Yanti. (san)
Mereka menjadi pusat segala pelayanan gawat darurat. Selain stamina, kondisi psikologis juga harus mantap.
Redaktur & Reporter : Adek
- Siap Goyang Kota Kelahiran, Ayu Ting Ting Bakal Gelar Konser Tunggal Perdana di Depok
- Warga YVE Habitat Berpotensi Kehilangan Rumah Akibat PKPU di PN Jakpus
- Wanita di Depok Dirampok dan Diperkosa
- Ciplaz Menghadirkan Foodcourt Tuang Riung dan Langit Rasa di Depok-Garut
- Air Kiriman dari Bogor Sudah Sampai Depok, Waspada Banjir
- Brawijaya Hospital Depok Luncurkan Layanan Baru Kids Journey