Cerita Ketua NOC Indonesia, di Tokyo Masih Ada Demo Tolak Olimpiade 2020
jpnn.com, TOKYO - Ketua Komite Olimpiade Indonesia atau NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari berbagi cerita dan suasana Olimpiade 2020 Tokyo.
Dia merasakan tak ada keramaian dan keceriaan seperti di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, pada 2016 lalu.
"Olimpiade itu biasanya identik dengan keceriaan, kebahagiaan, dan dukungan besar di negara tersebut. Kali ini tidak," katanya, saat dihubungi Rabu (21/7).
Karena itu, sulit bagi pria yang karib disapa Okto itu untuk membandingkan Rio de Janeiro dan Tokyo.
Menurutnya, Olimpiade kali ini penuh keprihatinan. Memang, saat di Rio 2016 juga ramai virus zika, tetapi itu bisa ditangani.
Kemudian situasi politik di sana bisa dilalui dan tingginya kasus tindak kejahatan di Brasil juga bisa dihadapi.
Sementara di Tokyo 2020 ini aktivitas benar-benar dibatasi. Semua berusaha menjaga diri dan berhati-hati, karena Covid-19 bukanlah lawan yang terlihat di depan mata. Namun, itu nyata adanya.
Okto juga mengakui, di Tokyo sendiri Olimpiade kali ini berjalan dengan adanya pertentangan dari sebagian masyarakatnya. Saat tiba di Negeri Sakura, dia bercerita sempat ada demonstrasi.
Olimpiade Tokyo berlangsung dalam masa keprihatinan, tak seceria Olimpiade Rio de Janeiro 2016
- Raja Sapta Oktohari Yakin Timnas Indonesia Lolos ke Olimpiade
- Ketua NOC Indonesia Berharap Presiden Terpilih Perhatikan Olahraga seperti Jokowi
- Okto Sebut BUMN Mampu Melambungkan Nama Indonesia Lewat Olahraga
- PB Pertacami Raih Prestasi Internasional, Okto Bakal Bawa ke RAT NOC Indonesia
- Okto Ditunjuk jadi Penasihat Balap Sepeda ASEAN
- Kembali Pimpin NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari Siap Bawa Olahraga Tanah Air Mendunia