Cerita Mas Dio Mempertahankan Bisnisnya di Masa Pandemi
"Hasil penjualannya itu seluruhnya untuk menggaji karyawanya," beber Dio.
Pengusaha asal Malang itu dikenal sebagai pelopor kuliner mi pedas ini sejak 2011. Saat ini, dia sudah memiliki 28 outlet resmi yang tersebar di kota-kota besar Indonesia.
“Mie Setan itu berawal dari tongkrongan komunitas sepeda fixie, salah satu olahraga favorit saya,” tuturnya.
Selain Mie Setan, pria kelahiran 15 Februari 1993 itu tercatat memiliki beberapa lini bisnis seperti Astep Bistro, Loteng Malang, Diologo Cafe Pasuruan, hingga Gurih Malang. “Semuanya di bawah naungan Enamsembilang Group,” ucapnya.
Menurut Dio, bisnis kuliner yang digelutinya karena terinspirasi dari jajanan kripik yang dikemas dengan level pedas bertingkat.
“Saya bikin outlet pertama di Jalan Bromo, responsnya positif, ramai banget yang suka,” bebernya.
Namun kesuksesan yang digapainya, diraih dengan tidak mudah. Dia rela berhenti kuliah demi fokus mengembangkan Mie Setan.
Pengorbanan Dio tak sia-sia. Dia bisa mengembangkan bisnis tersebut dan menghidupi 800 lebih karyawan.
Dio Satya Biguna mengaku tak sampai hati memberhentikan karyawannya di masa pandemi.
- Misbakhun Jadi Doktor Ekonomi, Disertasinya tentang Peran DPR di Masa Pandemi
- Operasi Aman Nusa II Inovasi Kepolisian dalam Menangani Pandemi
- Okupansi The Nusa Dua Meningkat, Optimistis Tren Positif Sepanjang 2024
- Terguncang karena Pandemi, Kini Usaha Ini Berkembang Berkat 'BRI KlasterkuHidupku'
- Kinerja Apik, Kualitas Kredit BRI Terjaga dengan Loan at Risk Makin Menurun
- Dorong Percepatan Produksi Vaksin di Kawasan Global South, CEPI Gandeng Bio Farma