Cerita Mbah Rono, Pak SBY pun Tak Berani Intervensi
’’Akhirnya, ada orang yang mencurikan data itu untuk saya sehingga saya bisa menjawab,’’ ujarnya.
Surono menjelaskan, memang benar bahwa gunung api memiliki sifat berbeda-beda sebagaimana manusia. Namun, ada satu persamaan yang hakiki pada semua gunung api.
’’Semua proses letusan gunung api adalah naiknya magma atau fluida dari bawah permukaan menuju ke atas permukaan, sampai jebol,’’ terangnya.
Hanya itulah persamaannya. Pergerakan magma itulah yang harus terus dipantau. Cara memantaunya juga sama persis.
Hanya, cara gunung api menyampaikan pesan bahwa ia akan mengeluarkan magma, itulah yang berbeda. Misalnya, gempa yang sedikit, banyak, atau lainnya. Itu hanya warna-warni selama proses naiknya magma.
Kini, di usianya yang sudah 62 tahun, impian Surono tinggal satu. Dia ingin ada sebuah lembaga independen yang meneliti dan memberikan masukan kepada pengambil kebijakan mengenai kebencanaan.
Lembaga itu harus kuat dan independen, juga tidak didanai pemerintah sehingga lebih leluasa dalam memberikan masukan.
Asep Saepuloh, dosen teknik geologi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, juga mengakui ahli vulkanologi di Indonesia sangat minim.
Surono, yang akrab dipanggi Mbah Rono, ketika itu tahu Gunung Merapi akan meletus lebih besar, tetapi dia tidak boleh ngomong seperti itu.
- Human Initiative Berhasil Berdayakan Warga Jadi Sukarelawan Tangguh Bencana
- Peduli Sesama, Octa Lakukan Ini di Sejumlah Negara
- Gunung Merapi Luncurkan 143 Kali Guguran Lava selama Sepekan
- 3 Gunung Api Erupsi, Ada Potensi Bahaya Gas Beracun dari si Laki-laki
- Aktivitas Gunung Merapi Cukup Tinggi, BNPB: Waspada Potensi Bahaya Guguran Lava
- Gunung Merapi Meluncurkan Awan Panas, Warga Diimbau Menjauh