Cerita Pekerja Seni Asal Indonesia Bertahan Hidup di Australia saat Corona Menggila

Namun, sumber penghasilan seniman asal Tebing Tinggi, Sumatera Utara tersebut lenyap ketika gedung pagelaran, di mana ia biasa menggelar pelatihan ditutup.
Tak hanya itu dua pameran seninya diundur hingga tahun depan akibat pandemi COVID-19.

"Saat ini saya [hanya mengandalkan bantuan] Centrelink. Pendapatan saya semua ditahan sampai kapan tidak tahu," kata Jayanto.
"Dan saya kan juga memang seniman, tahu kan keadaan seniman bagaimana? Jadi apa-apa bersyukur saja."
Mengandalkan skema bantuan
Sebagai inisiatif membantu warga yang terancam kehilangan pekerjaan di tengah pandemi COVID-19, Pemerintah Australia telah meluncurkan dua skema program subsidi, yakni 'JobSeeker' untuk mereka yang tidak memiliki pekerjaan, dan 'JobKeeper' untuk mereka yang berstatus karyawan tetap.
Bantuan Centrelink yang diterima Jayanto masuk dalam skema 'JobSeeker' karena untuk saat ini Jayanto dianggap tidak punya pekerjaan.
Tak hanya itu, ia juga sedang berusaha untuk mendapatkan bantuan dana, atau 'grant' dari sejumlah organisasi seni di Sydney, namun ia harus bersaing dengan 50.000 seniman lainnya.
Tiga seniman asal Indonesia di Australia menceritakan bagaimana mereka harus kehilangan sumber pendapatan karena dampak virus corona
- Warga Indonesia Rayakan Idulfitri di Perth, Ada Pawai Takbiran
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang