Cerita Pekerja Seni Asal Indonesia Bertahan Hidup di Australia saat Corona Menggila

Akibatnya, perawat casual seperti Nadira yang biasanya dibutuhkan untuk mengisi kekosongan perawat lain yang mengambil cuti, kini tidak mendapat jadwal kerja.
Tidak menyesal dan terus berusaha
Meski mengaku menghadapi situasi yang tidak mudah, ia mengaku pekerjaannya sebagai perawat, walaupun dengan jadwal kerja yang tidak menentu, masih bisa menghidupinya saat ini.
"Ya saya harus menyesuaikan saja. Semuanya diirit-irit," kata Nadira.
"Sampai saat ini rata-rata saya masih kebagian 2 sampai 3 shift [jadwal kerja] per minggu di rumah sakit dan saya bersyukur, mortgage [cicilan rumah] masih terbayar, bills [tagihan bulanan] ya telat-telat dikitlah," sambungnya.
Nadira menambahkan, meskipun bank menawarkan banyak keringanan seperti penundaan cicilan rumah selama enam bulan ke depan, ia memilih tidak berutang bila tidak benar-benar terpaksa.
External Link: Facebook Nadira Perform
Selain itu, sama seperti Jayanto, Nadira juga mengupayakan berbagai grant yang tersedia untuk melanjutkan karya seninya.
"Saya mencoba mengakses small business grant dari pemerintah, karena usaha ensemble ini sebenarnya masuk ke kategori usaha kecil karena saya mempekerjakan musisi-musisi lain," imbuh Nadira yang juga sudah memikirkan kemungkinan melakukan penampilan musik secara online.
Tiga seniman asal Indonesia di Australia menceritakan bagaimana mereka harus kehilangan sumber pendapatan karena dampak virus corona
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya