Cerita Pekerja Seni Asal Indonesia Bertahan Hidup di Australia saat Corona Menggila

Cerita Pekerja Seni Asal Indonesia Bertahan Hidup di Australia saat Corona Menggila
Jayanto Tan, Nadira Farid, dan Budi Bone, pekerja seni asal Indonesia di Australia. (Supplied.)

"Ya mungkin kami sama-sama kesulitan uang. Saya sudah tawarkan apakah depositnya mau digunakan saja nanti kalau kondisi sudah normal, tapi mereka menolak," tutur Budi kepada Hellena Souisa dari ABC News.

Akhirnya demi menjaga hubungan baik dengan klien dan reputasi bisnis yang sejak 2010 dijalankannya, Budi mengembalikan uang deposit tersebut.

"Padahal saya juga nggak ada uang lagi waktu itu, bingung sekali rasanya. Saya sempat kalut juga, tapi untungnya kemudian ada pembayaran yang masuk dari klien yang lain."

Prihatin namun tetap bersyukur

Sebagai musisi penuh waktu, penghasilan Budi biasanya lebih dari cukup untuk menghidupinya dan kedua anaknya.

Budi menjelaskan, penghasilannya per jam kira-kira sekitar tiga sampai empat kali upah minimum pekerja tanpa keterampilan khusus, yang di Australia dikenal dengan istilah 'unskilled'.

Cerita Pekerja Seni Asal Indonesia Bertahan Hidup di Australia saat Corona Menggila Photo: Selain tampil solo, Budi Bone kerap tampil duo di bawah bendera 'Kuta Groove Party Band'. (Supplied: Budi Bone)

 

Sementara di acara-acara seperti pesta pernikahan atau ulang tahun, Budi bisa tampil lima sampai sembilan kali dalam sebulan.

"Sekarang pendapatan saya nol. Hidup saya sehari-hari mengandalkan pembayaran-pembayaran klien yang baru masuk dan tunjangan dari pemerintah," ujar Budi yang juga memanfaatkan subsidi 'JobSeeker' dari Pemerintah Australia.

Tiga seniman asal Indonesia di Australia menceritakan bagaimana mereka harus kehilangan sumber pendapatan karena dampak virus corona

Sumber ABC Indonesia
JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News