Cerita Pelarian Kitina, Ibu Dua Anak Korban Perang di Mimika

jpnn.com - PERANG selalu memakan korban. Sedih, pilu, seperti yang dirasakan para korban konflik antarwarga di Kwamki Narama, Mimika, Papua, yang sudah berlangsung sekira tiga bulan ini. Seperti apa penderitaan mereka?
Eleuterius Leisubun/Radar Timika
Kitina Wenda tidak akan pernah mampu melupakan kejadian yang menimpa diri dan keluarganya. Kitina adalah salah seorang warga Kwamki Narama yang tak mau terlibat konflik atau mau berperang dengan sesamanya.
Jantungnya tetap berdetak kencang, sebab kejadian itu datang bak angin yang tiba dengan cepat. Namun meninggalkan bekas luka di batin keluarganya.
Ketika musuh datang, mereka hanya berteduh di dalam rumah sebagai tempat yang paling aman. Meski hati mereka terus berdebar dan memaksa tubuhnya untuk segera beranjak dan tinggalkan rumah mereka.
Dengan pakaian yang melekat di badan, Kitina dan kedua anaknya, harus melarikan diri setelah membuka pintu belakang dan menuju ke hutan.
Sebelum kejadian penyerangan pagi itu, Kitina sedang berada di dalam rumah dan hendak membuat sarapan bagi kedua anaknya. Tiba-tiba ada teriakan “Musuh Datang”. Meski teriakan dalam bahasa daerah itu sudah terdengar sejak subuh, namun dirinya tidak berani keluar rumah, sebab masih gelap. Dirinya hanya pasrah dan bertahan di dalam rumahnya yang berlantai tanah itu.
“Pagi-pagi itu kami belum sempat sarapan, mereka (musuh) sudah datang dan kami langsung lari. Hanya ijazah dan surat-surat yang bisa diselamatkan. Kami lari ke hutan,” ujar wanita paruh baya ini kepada Radar Timika.
PERANG selalu memakan korban. Sedih, pilu, seperti yang dirasakan para korban konflik antarwarga di Kwamki Narama, Mimika, Papua, yang sudah berlangsung
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu