Cerita Penyandang Disabilitas Tampil di Hadapan Risma dan Delegasi ASEAN dalam AHLF

“Awal-awal aku malu-malu, terus aku mau seharian nari. Aku pernah pas hari minggu gahung dengan kakak-kakak yang lain yang normal, wah aku senang banget di situ,“ tuturnya.
Resia pun berharap dirinya bisa terus menekuni bidang tari yang akan membawanya ke perhelatan nasional lainnya.
Senada dengan Resia, seorang penari tunawicara juga sangat senang ketika terpilih menari di hadapan Risma dan delegasi ASEAN.
Nita yang berasal dari Deaf Art, Bandung itu menampilkan tarian Badaya Wayang bersama sejumlah kawannya.
"Saya sangat senang, ditonton sama teman-teman dari luar Indonesia,” kata Nita.
Wanita berusia 32 tahun itu menari saat Welcome Dinner AHLF 2023 di Fort Rotterdam, Makassar.
Saat ini, ini merasa sudah mendapatkan hak hidup yang setara dengan manusia yang bukan penyandangan disabilitas.
"Alhamdulillah bisa ikut menari di acara ASEAN. Dan mudah-mudahan bisa tampil dan diundang kembali,” tambahnya. (mcr4/jpnn)
Gusti Ayu Resia dan Nita menjadi 2 dari ratusan penari disabilitas yang tampil dalam opening ceremony The AHLF on Enabling Disability - Inclusive Development
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi
- Pesantren Jalan Cahaya Hadirkan Dakwah Inklusif bagi Penyandang Disabilitas
- DMDI Indonesia Jadi Tuan Rumah Majelis Tilawah Al-Qur’an Antarbangsa
- Dukung Sekolah Rakyat, Gubernur Sherly Tjoanda Siapkan Lahan 10 Hektare
- UMK Academy Pertamina Bawa Mandiri Craft yang Sempat Terpuruk Bangkit Lagi
- Makin Inklusif, BRT Trans Semarang Berkomitmen Perkuat Layanan Disabilitas
- Berkat Program Speling, Banyak Penyakit Terdeteksi Secara Dini