Cerita Petani Papua Bisa Sekolahkan Anak sampai Sarjana
jpnn.com, BOVEN DIGOEL - Petani asal Papua, Simon Degeo (51) tidak berharap banyak untuk dapat menyekolahkan sang buah hati hingga ke perguruan tinggi. Sebab dia merasa kesulitan untuk sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun cahaya terang mulai terlihat ketika Simon mendapat bantuan berupa bibit sayuran dan lahan dari PT Tunas Sawa Erma, perusahaan perkebunan sawit yang beroperasi di Kabupaten Boven Digoel, Papua.
Bantuan bibit sayuran dan lahan merupakan bagian dari program Corporate Social Contribution (CSC) TSE Group di Papua.
Mulai dari bibit kacang panjang, sawi dan terong diberikan kepada masyarakat di sekitar area kerja TSE. Di antaranya di Kampung Getentiri, Boven Digoel, yang merupakan tempat tinggal Simon.
Simon kini sudah memiliki penghasilan sendiri dari hasil panen kebun kecilnya. Dia akhirnya mampu menabung sedikit demi sedikit.
“Setelah dipanen dan dijual, saya gunakan untuk kebutuhan rumah tangga sampai menyekolahkan anak, bahkan sampai ada yang sarjana," kata Simon.
Tidak hanya bibit dan lahan, TSE juga membantu masyarakat dari segi pembinaan budi daya tanaman sayur secara langsung.
Pendampingan ini diharapkan dapat memotivasi masyarakat agar lebih antusias dalam memanfaatkan bantuan sekaligus mengedukasi cara bercocok tanam yang benar.
Simon Degeo sempat putus asa bisa menyekolahkan anaknya sampai sarjana lantaran kesulitan ekonomi.
- Aliran CSR BI Mengalir ke Yayasan, KPK Sebut Nilainya Cukup Besar
- KPK Amankan Barang Bukti Setelah Geledah Ruangan Gubernur BI, Apa Itu?
- PNM Dorong Pengembangan Usaha Petani Kopi Kintamani lewat 2 Strategi
- TJSL PELNI Resmikan Desa Mandiri Penghasil Sayur di Cianjur
- PTPN Group Berkolaborasi Lakukan 3 Program Ketahanan Pangan
- Konsisten Jalankan Program CSR, Entitas Usaha ABMM Panen Penghargaan