Cerita Pidi Baiq Mencoba Jadi Pelukis Gegara Pandemi Covid-19

Cerita Pidi Baiq Mencoba Jadi Pelukis Gegara Pandemi Covid-19
Penulis buku fenomenal 'Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990', Pidi Baiq berfoto di depan karya lukisnya yang dipajang dalam pameran seni ‘Musik di atas Kanvas’ di Sujiva Art Space, Kota Bandung. Foto: Nur Fidhiah Shabrina/JPNN.com

Puluhan karya seni lukis ini berasal dari tujuh musikus yaitu, Kiki Soelaeman (Tribute), Aldhiella Hamidah, Agus Sukarnadiputra Azis (Agus Azis), Ammy C Kurniawan, Budi Dalton, Muhammad Bisma Wibisana, dan Pidi Baiq.

"Jadi, mereka punya talenta lain yang harus diangkat dan menginspirasi bahwa biasanya mereka, kan, enggak percaya diri, tetapi setelah dilihat hasilnya ternyata bagus. Sampai sekarang sudah ada lukisan yang dijual," kata Heni.

Salah satu seniman Bandung Erland Effendy mengatakan ide ini tercetus ketika banyak musisi melukis, tetapi tidak pernah ditampilkan di mana pun.

Berawal dari obrolan santai sesama musikus lainnya, Erland mengajak para musisi lain yang selama ini rajin melukis untuk berani berpameran dan dilihat masyarakat.

"Selama ini banyak pemusik yang senang melukis dan kami coba menonjolkan karya seni ini," kata Erland. (mcr27/jpnn)


Lukisan yang dibuat Pidi Baiq menggunakan bolpoin ini memperlihatkan sebuah gambar pegunungan dan perkebunan yang dipenuhi dengan potongan bambu


Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News