Cerita Proklamasi dari Bandung
Matahari belum tenggelam. Naskah diterima R.A. Darja, satu di antara pimpinan stasiun radio Hoshokyoku Bandung.
Bersamaan dengan kedatangan Mohammad Adam, kurir yang membawa naskah proklamasi ke Bandung dan diterima oleh R.A. Darja, kantor berita Domei Bandung juga menerima kawat berisi teks proklamasi.
Sore itu berita proklamasi mulai jadi buah bibir di Bandung.
Wartawan surat kabar Tjahaja menulis berita proklamasi kemerdekaan di papan tulis. Lalu dipajang di depan kantornya, Jalan Raya Pos (kini sepanjang Jl. Asia Afrika hingga Jl Sudirman).
Rakyat menyemut. Pengumuman proklamasi menyebar dari mulut ke mulut.
Kabarnya, meski ada larangan dari Jepang, sejumlah pegawai radio Hoshokyoku Bandung yang dapat kabar juga dari wartawan Domei, berjibaku agar berita itu bisa dipancarluaskan.
Mereka yang terlibat Sakti Alamsyah, Hasyim Rachman, Sofyan Djunaidi, Sam Amir, Abdul Razak, Odas Sumadilaga, Sutarno Brotokusumo dan R.A. Darja.
Merujuk arsip RRI Bandung, pukul 19.00 waktu Jawa, R.A. Darja berhasil mengudara. “Di sini Bandung. Siaran Radio Republik Indonesia.”
KETEMU harta karun di Bandung. Rekaman suara asli Sakti Alamsjah. Jurnalis legendaris yang membacakan teks proklamasi melalui siaran radio.
- Markas Judol di Leuwipanjang Bandung Digerebek, Berkamuflase jadi Toko Pakaian
- Detik-Detik Tabung Gas Meledak di Bandung, Terdengar seperti Bom, Toko Hancur
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Astaga, Kontrakan Dijadikan Tempat Produksi Tembakau Gorila di Bandung
- Waspada, Minyak Goreng Palsu Beredar di Pasar Kota Bandung
- Ketua KPI Ajak Seluruh Pihak Berkolaborasi Jaga Eksistensi Televisi & Radio