Cerita Risma soal Penutupan Dolly hingga Ungkap Silsilah Keluarganya
jpnn.com, JEMBER - Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut tiga Tri Rismaharini menceritakan secara detail penutupan lokalisasi Dolly. Dia didampingi calon Wakil Bupati Jember K. H. Muhammad Balya Firjaun Barlaman yang akrab dipanggil Gus Firjaun.
Hal ini disampaikan Risma seusai Konsolidasi Pilkada 2024 di Jember, Selasa (5/10).
"Sebetulnya yang saya tutup di Surabaya, bukan Dolly saja, Dolly yang terakhir, yang terbesar. Ada enam lokalisasi di Surabaya yang saya tutup satu per satu. Dan selama proses penutupan itu saya harus siapkan bagaimana nanti mereka beralih pekerjaan," kata Risma.
Dia pun menjelaskan kenapa menutup lokalisasi yang sudah melegenda itu.
"Awalnya saya menemukan anak-anak, trafficking, pelacuran anak, dan kondisi sosial yang saya tidak bisa jelaskan. Sesama anak berhubungan suami istri, dan dilihat anak-anak yang lain, itu jadi hal biasa. Kemudian mereka mengajak anak-anak di luar wilayah. Saya berpikir kalau dibiarkan, maka akan ada kerusakan moral yang ada di anak-anak Surabaya. Nah itu ketakutan saya," bebernya.
Ketika kasus perdagangan orang dibawa ke kepolisian, setelah ditelusuri, ternyata ada benang merah ke lokalisasi.
"Kemudian harus ditutup. Dan saya butuh persiapan-persiapan karena mereka pasti butuh untuk makan, dan sebagainya," tambah mantan Menteri Sosial itu.
Kurang lebih satu minggu sebelum penutupan, Risma diundang oleh beberapa kiai. Meskipun saat itu ada beberapa kiai datang menantangnya.
Kurang lebih satu minggu sebelum penutupan, Tri Rismaharini diundang oleh beberapa kiai.
- Debat Pamungkas, Andika Singgung 3,37 Juta Rakyat Miskin di Jateng
- Hasto PDIP Sebut Kedekatan Anies dengan Pram-Doel Akibat Demokrasi yang Dikebiri
- Ulas Putusan MK, Megawati Bicara Sanksi Pidana Bagi ASN & Anggota TNI/Polri yang Tak Netral
- Megawati Dengar Ada Institusi Negara Tak Netral Pas Pilkada, Sampai Pakai Intimidasi
- 7 Hari Jelang Pencoblosan Pilkada, Hasto: Banyak Kandidat dari PDIP Berasal dari Rakyat
- Soal Putusan MK, PDIP Tak Akan Diam Jika ASN hingga TNI-Polri Melanggar Netralitas