Cerita Risma soal Penutupan Dolly hingga Ungkap Silsilah Keluarganya
"Apa kamu berani menutup lokalisasi? Saya jawab Saya berani. ‘Apa yang perlu kita bantu?’ Tidak, karena ini bagi saya urusan umara. Saya dibantu Kepolisian dan TNI. Saya yakin bisa menyelesaikan ini. Saya takut kalau terjadi pertumpahan darah maka impact-nya ke mana-mana," lanjut Risma.
Kemudian Risma diundang kiai pada Harlah NU di Jombang. Dan para kiai kembali bertanya apakah Risma berani menutup Dolly.
"Ada sembilan kiai yang menanyakan ‘Kamu berani menutup Dolly?’ Saya jawab saya berani dan sudah saya persiapkan semuanya. Saya ditanya ‘Apa kesiapanmu?’ Saya jawab saya sudah siap karena saya dibantu TNI dan Polri dan pada harinya saya pastikan akan kita tutup," jelas dia.
Diapun sempat ditanya keturunan siapa. Salah satu pengurus NU yang masih saudaranya membawa silsilah. Seusai sembilan kiai itu membahasnya kemudian menemui Risma dan mengatakan keturunan panglima perang.
"Wis mbak berangkat. Kami semua merestui. Paling kalau kamu ditahan pasti juga akan ngotot karena kamu keturunan panglima perang yang biasa berperang. Kita doakan saja kamu untuk proses penutupan," kata Risma.
Risma juga menceritakan momen saat jelang penutupan karena dirinya menerima ancaman dan perlawanan.
"Kalau ancaman banyak sekali. Yang mau bunuh saya, keluarga saya. Bahkan secara fisik dan nonfisik, secara terang-terangan bukan hanya sekedar ancaman. Tetapi saat itu saya percaya pada keyakinan saya, saya harus lakukan ini, karena kalau saya tahu dan tidak mengerjakan saya harus pertanggungjawabkan nanti kelak di akhirat," ucapnya.
Bahkan sempat para kepala dinas saya, dua orang laki-laki menghadapnya. Mungkin karena ancaman begitu keras.
Kurang lebih satu minggu sebelum penutupan, Tri Rismaharini diundang oleh beberapa kiai.
- Debat Pamungkas, Andika Singgung 3,37 Juta Rakyat Miskin di Jateng
- Hasto PDIP Sebut Kedekatan Anies dengan Pram-Doel Akibat Demokrasi yang Dikebiri
- Ulas Putusan MK, Megawati Bicara Sanksi Pidana Bagi ASN & Anggota TNI/Polri yang Tak Netral
- Megawati Dengar Ada Institusi Negara Tak Netral Pas Pilkada, Sampai Pakai Intimidasi
- 7 Hari Jelang Pencoblosan Pilkada, Hasto: Banyak Kandidat dari PDIP Berasal dari Rakyat
- Soal Putusan MK, PDIP Tak Akan Diam Jika ASN hingga TNI-Polri Melanggar Netralitas