Cerita Sedih Mahasiswa Indonesia Kuliah di Taiwan
jpnn.com, TAIWAN - Sempat mencuat isu mahasiswa Indonesia menjalani kerja paksa di Taiwan. Dari pengakuan mahasiswa Indonesia di sana, terungkap sejumlah fakta baru.
Laporan: M. Hilmi Setiawan
Sambil menangis, Khalif Al Badar memeluk erat rekannya ketika akan masuk ke ruang pemberangkatan Bandara Internasional Taoyuan, Taiwan, Kamis (10/1).
Dia memantapkan diri untuk pulang ke tanah air dan keluar dari program Industry Academia Collaboration (IAC) di kampus Chia Nan University of Pharmacy and Science, Tainan, Taiwan.
Khalif menceritakan, dirinya memutuskan keluar dari program kerja magang itu karena divonis tertular penyakit TBC. Penyakit tersebut diduga menular dari rekan sekelasnya.
Setelah melalui pemeriksaan darah oleh dokter, dia dinyatakan harus menjalani pengobatan selama enam bulan. ’’Saya sudah mentok. Biaya tidak ketulungan,’’ katanya.
Dengan harapan baru bisa bekerja enam bulan lagi, dia merasa biaya hidupnya tidak akan tertutup. Remaja kelahiran Indramayu itu lantas mengajukan resign dari program tersebut pada Desember lalu.
Khalif mengungkapkan, anak yang terkena TBC pertama berinisial D. Dia pulang lebih dulu ke tanah air. Saat ini Khalif memperkirakan ada sembilan peserta program IAC yang positif terkena TBC.
Sejumlah fakta baru terungkap di balik isu mahasiswa Indonesia menjalani kerja paksa di Taiwan.
- Gelar PTGC di Singapura, Pertamina Ajak Mahasiswa Bangun Masa Depan Energi Berkelanjutan
- Nobar Bandung
- Zulqadri Ansar, Mahasiswa Doktoral Kampus Terbaik di Jerman, Calon Kuat Koordinator PPI Dunia
- Kisah Dua Mahasiswa Indonesia yang Belajar Islam ke Amerika Melalui Beasiswa LPDP
- Ridwan Kamil Bagikan Pengalaman Berbisnis pada Mahasiswa Indonesia di Singapura
- Peserta Ready4Security Rancang Solusi Keamanan Siber di U-Connect