Cerita tentang Berlebaran di Negeri Orang, Cinta Laura juga tak Pulang

Cerita tentang Berlebaran di Negeri Orang, Cinta Laura juga tak Pulang
KANGEN: Ina Rahmadianti menunggu waktu berbuka pada puasa yang berlangsung sekitar 20 jam di Swedia.

jpnn.com - SEBENTAR lagi Lebaran, para perantau mulai mudik dan sebagian sudah berkumpul dengan keluarga di kampung. Tapi, bagaimana bila harus berlebaran di negeri orang, terpisah jarak ribuan kilometer dari orang-orang tercinta? Apalagi di negara-negara minoritas muslim. Ternyata tidak selalu membuat sedih. Banyak pengalaman menyenangkan yang bisa didapat. Seperti apa?

 

------------------------
SAAT mengambil kuliah S-2 di Newcastle University, Inggris, Anintya Novitasari merasakan pengalaman berpuasa dan berlebaran tidak bersama keluarga. Untung, dia terbiasa merantau sejak sembilan tahun lalu. Komunikasi bisa dilakukan via Skype.

Anin bercerita, meski berada di negara yang penduduk muslimnya tidak banyak, dirinya tetap merasakan suasana Lebaran. Sebab, ada moslem society dari berbagai negara yang menyelenggarakan salat Id. Di kampus Anin, ada beberapa mahasiswa muslim. Selain Indonesia, mereka berasal dari Iraq, Oman, dan Brunei.

”Salat Id diadakan di pusat kota. Waktu itu memanfaatkan ruang fitness dan futsal yang ada di mal Eldon Square,” tutur Anin. Kebetulan, lokasi salat Id tidak jauh dari asrama tempat tinggal Anin. Hanya sekitar 10 menit dengan berjalan kaki.

Dia juga tidak kehilangan tradisi saling berkunjung ke rumah kerabat seperti di Indonesia. Setelah salat Id, Anin dan teman-teman mahasiswa Indonesia berkunjung ke rumah ibu-ibu dari Indonesia yang mengadakan open house.

”Walaupun awalnya belum kenal, di sana jadi tempat berkenalan dan silaturahmi. Lumayan, bisa ngerasain opor, sambal goreng hati, seperti di rumah sendiri,” ungkapnya, lantas tertawa.

Belum selesai di situ, malamnya Anin dan teman-teman membuat acara memasak bareng. Jadi, meski jauh dari keluarga di tanah air, dia tetap merasakan manisnya berkumpul dan merayakan Idul Fitri bersama teman-teman di Inggris.

SEBENTAR lagi Lebaran, para perantau mulai mudik dan sebagian sudah berkumpul dengan keluarga di kampung. Tapi, bagaimana bila harus berlebaran di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News