Cermati Empat Menteri dalam 100 Hari Pertama
Kamis, 22 Oktober 2009 – 12:30 WIB
Apalagi, bekal dari menteri perikanan dan kelautan sebelumnya, Fredy Numberi, sudah cukup. Numberi yang kurang dikenal prestasinya itu sebenarnya menteri perikanan dan kelautan yang sangat hebat. Bahkan, Numberi-lah menteri perikanan dan kelautan yang terhebat yang pernah ada di negeri ini. Prestasinya yang paling mencolok adalah: dikeluarkannya keputusan menteri bahwa kapal-kapal ikan asing dilarang menangkap ikan di perairan Indonesia. Kalau mau menangkap ikan di Indonesia, haruslah mengolah hasil tangkapannya menjadi produk setengah jadi.
Akibat keputusannya itu luar biasa. Selama ini, ternyata ada sekitar 1.000 kapal asing yang menjarah perairan kaya ikan di Indonesia timur. Terutama dari Thailand dan Taiwan. Sampai-sampai, seorang tokoh swasta yang dinilai dekat dengan Numberi dilobi oleh perusahaan asing untuk mengusahakan agar pelaksanaan peraturan tersebut ditunda. Untuk itu, pengusaha asing tersebut bersedia menyogok USD 10 juta (sekitar Rp 100 miliar). Semua itu tidak mempan. Fredy Numberi adalah menteri yang integritasnya sangat tinggi.
Integritas itulah yang diperlukan untuk menjadi menteri perhubungan. Modal integritas itulah yang akan menjadi andalan Numberi untuk menduduki jabatan barunya sebagai menteri perhubungan. Kementerian ini sangat-sangat basah: pelabuhan, bandara, perkapalan, penerbangan, semua ada di wilayahnya.
Diperlukan disiplin yang kuat untuk menertibkan semua itu. Jangankan soal yang berat-berat, urusan mengatur antre di bandara saja tidak pernah diurus dengan baik. Padahal, sistem antre sekarang ini sudah sangat-sangat modern. Apalagi soal-soal yang lebih basah itu: diperlukan integritas seperti Numberi untuk mengeringkannya.
KETIKA dua gubernur ini diundang untuk berdebat di Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi (JPIP) pada Juni lalu, kami memang berharap salah satunya akan
BERITA TERKAIT