Ceroboh, Permintaan Maaf AS Tidak Cukup
Jumat, 11 Maret 2011 – 19:40 WIB
JAKARTA — Pemerintah Indonesia tengah memikirkan langkah berikutnya setelah mengirimkan nota protes ke AS terkait bocornya data intelejn hingga bisa diuangkap Wikileaks. Langkah ini dirasa perlu, karena pemberitaan The Age dan Sidney Morning Herald (SMH) yang memuat tentang Presiden SBY dan tokoh penting lainnya dinilai sangat merugikan. Mengenai pernyataan Dubes AS, Scot Marciel yang membantah kebenaran isi dokumen rahasia oleh Wikileaks, dinilai Marty sebagai hal standar yang dilakukan oleh Pemerintah AS. Namun pemerintah Indonesia, tetap akan meminta pertanggungjawaban dari Pemerintah AS akibat beredarnya surat diplomatik AS yang disebut telah bocor ke tangan Wikileaks.
‘’Kita harus mempertanyakan, apakah cukup menyampaikan permintaan maaf saja. Ini rasanya sudah mengganggu kita semua. Apa yang dituduhkan kepada Indonesia, padahal tidak kita lakukan,’’ tegas Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa pada wartawan di Jakarta, Jumat (11/3).
’’Intinya merupakan kecerobohan pemerintah AS yang sekarang harus kita rasakan dampaknya. Kecerobohan mengelola informasi rahasia yang sebenarnya bukanlah data yang benar,’’ tambah Marty lagi.
Baca Juga:
JAKARTA — Pemerintah Indonesia tengah memikirkan langkah berikutnya setelah mengirimkan nota protes ke AS terkait bocornya data intelejn hingga
BERITA TERKAIT
- Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Ikut Nobar Laga Indonesia vs Jepang
- KBRI Dili Gelar Nobar Laga Timnas Indonesia vs Jepang
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29