Cerpen Karya Murid SMA Dhammasavana Juara Green Pen Award 2019
Kritikus sastra Maman S Mahayana yang menjadi juri kehormatan LCCCB mengatakan, masalah alam dalam sastra Indonesia sangat kurang.
"Saya merasa penawaran menjadi juri ini pucuk di cinta ulam pun tiba. Saya optimistis usai membaca cerpen-cerpen hasil karya para peserta alam menjadi saudara mereka dan para penulis mewakili potret masalah mereka," ujar Maman.
Maman berharap lomba cerpen ini berkelanjutan agar menjadi virus kecintaan pada alam dan tidak hanya menjadi slogan, tetapi suatu pemikiran dari perilaku masyarakat.
"Saya berharap Bu Yeni dapat melanjutkan kegiatan ini untuk terus menyebarkan virus kepada milenial untuk menjaga alam melalui cerpen," tambah Maman.
Ketua Panitia Pelaksana LCCCB Naning Pranoto mengaku surprise dengan jumlah naskah cerpen yang masuk ke panitia.
Dalam waktu tiga bulan panpel menerima sebanyak 1.659 judul dari 1.012 peserta dengan perincian kategori A sebanyak 597 judul dan kategori B sebanyak 1.062 judul.
"Jadi, omong kosong orang Indonesia malas menulis. Dalam 1,5 bulan ini kami menerima lebih dari 1.600 cerpen. Ini luar biasa boleh dikatakan melebihi target dan ekspektasi kami," kata Naning. (jos/jpnn)
Cerita pendek berjudul Aku dan Bumiku karya Elviana Anggratama dari SMA Dhammasavana Jakarta Barat menjadi pemenang Lomba Cipta Cerpen Cinta Bumi (LCCCB) ICLaw Green Pen Award 2019 untuk kategori A.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Peringati Hari Bumi, Garudafood Tanam 1.000 Bibit Mangrove
- Hari Bumi, Acer Indonesia Tanam 2.500 Pohon Mangrove
- Pertamina Gandeng Perempuan Pelaku UMKM dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
- Peringati Hari Bumi 2023, BCA Life Tanam 1.999 Pohon Mangrove
- Srikandi Ganjar Peringati Hari Bumi dengan Bersih-Bersih Bareng Mahasiswa di Medan
- 3 Masalah Utama Literasi di Indonesia, Poin 1 Bikin Menggeleng