Cetak Sawah Baru di Kalimantan, Butuh Rp 9 Triliun
Senin, 13 Februari 2012 – 10:06 WIB
JAKARTA - Rencana Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk mengembalikan swasembada beras dengan cara mencetak sawah baru di beberapa daerah, direspons anggota Komisi VI DPR RI daerah pemilihan (dapil) Kaltim, Nanang Sulaiman. Langkah tersebut dinilainya tepat, untuk mengembalikan kebanggaan diri sebagai bangsa agraris, sekaligus mengurangi devisa yang keluar untuk mengimpor beras.
Hanya perlu dicatat, kata Nanang, program ini bisa sukses jika melibatkan putra daerah. Sebab, merekalah yang paling tahu kondisi daerah berikut permasalahannya. Semisal Kaltim, dia berpendapat Kementerian BUMN harus melibatkan para sarjana lokal seperti dari Universitas Mulawarman (Unmul), Samarinda.
"Mereka (lulusan pertanian Unmul) saya yakin mampu," kata Nanang, Minggu (12/2). Usulan perekrutan sarjana pertanian Unmul dalam program pencetakan sawah bernilai Rp 9 triliun tersebut, lanjutnya, telah disampaikan langsung pada Dahlan saat komisinya menggelar rapat dengan pendapat (RDP) dengan jajaran Kementerian BUMN, pada pertengahan pekan lalu.
"Pak Dahlan antusias dan berjanji untuk mempelajari usulan tersebut," kata Nanang. Dari sisi historis, pelibatan sarjana lokal bertujuan agar Kaltim tak menjadi contoh berikutnya kegagalan pemerintah mencetak sawah di Kalimantan. "Kita tak ingin kegagalan di Kalteng waktu Orde baru terulang di Kaltim, hanya gara-gara orang lokal tak dilibatkan," kata politikus PPP ini.
JAKARTA - Rencana Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk mengembalikan swasembada beras dengan cara mencetak sawah baru di beberapa daerah, direspons anggota
BERITA TERKAIT
- 3 Wanita Penjual Bayi Ditangkap di Pekanbaru, Seorang Bidan Terlibat
- Banjir di Jember, Ratusan Rumah Terendam dan Mobil Terseret Air
- Beda Tipis Jumlah Guru PNS dan PPPK, Honorer Tinggal Sedikit
- Polisi Bongkar Jaringan Narkoba Lintas Provinsi di Lombok, Sita 1,02 Kg Sabu-Sabu
- 75 Ton Ikan Mati di Danau Maninjau Akibat Angin Kencang
- Polisi Musnahkan Peralatan Penambangan Emas Ilegal di Pegunungan Abdya