Chairunnisa Amarta Kembangkan Hipnosis untuk Perawatan Gigi dan Mulut

Cabut Gigi Tak Sakit meski tanpa Bius

Chairunnisa Amarta Kembangkan Hipnosis untuk Perawatan Gigi dan Mulut
Drg Chairunnisa Amarta ketika menangani salah satu pasiennya di tempat prakteknya, di Jalan Wolter Monginsidi, Jakarta Selatan, Rabu (22/02/2012). Foto: M. Dinarsa Kurniawan/JAWA POS
 

Irun kali pertama belajar hipnosis pada 2003. Saat itu dia masih belajar hipnosis secara umum. Motivasinya, membuat pasien yang datang kepadanya tidak merasa sakit, malah nyaman saat menjalani perawatan gigi. Saat itu dia belajar di Indonesian Board of Hypnosis. Kemudian, pada kurun waktu 2003-2005 dia lebih banyak belajar secara mandiri melalui buku maupun browsing di internet.

 

Awalnya, dia tidak percaya. Namun, setelah mempraktikkan ilmu kepada pembantunya, dia baru percaya sugesti itu bisa menjadi nyata bagi orang yang menerimanya. Kala itu dia memberikan sugesti, pembantunya seolah sedang dikejar-kejar sesosok makhluk menyeramkan dan dia berlari seperti Bionic Woman. "Saya sampai tertawa sendiri melihat pembantu saya waktu itu berlari di tempat dengan gaya slow motion khas Bionic Woman," kenangnya.

 

Setelah itu, dia kian bersemangat untuk memperdalam ilmunya dengan berkelana ke berbagai negara. Dia mendalami neuro-linguistic programming (NLP) di Australia, Inggris, dan Amerika Serikat. Dia berhasil mendapatkan master di bidang itu dari Society of NLP. Baru kemudian, dia lebih spesifik belajar medical and dental hypnotherapy. Bahkan, dia pernah belajar langsung kepada George Bien, seorang praktisi hipnoterapi internasional.

 

Kali pertama, Irun menangani masalah gigi mahasiswanya di Trisakti pada 2005. Saat itu dia melakukan operasi pada seorang mahasiswa yang gigi belakangnya terbenam dengan metode hypnodontia. Irun menuturkan, saat dibuka dan dicongkel, anak didiknya tersebut tidak merasakan sakit. Padahal, ketika itu tidak menggunakan anestesi. Ditambah lagi, saat itu Irun belum merasa percaya diri.

Mengunjungi klinik gigi bisa sangat menakutkan bagi sebagian orang. Rasa sakit yang tertinggal setelah gigi dicabut atau suara bor gigi bisa sangat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News