Chairunnisa Amarta Kembangkan Hipnosis untuk Perawatan Gigi dan Mulut

Cabut Gigi Tak Sakit meski tanpa Bius

Chairunnisa Amarta Kembangkan Hipnosis untuk Perawatan Gigi dan Mulut
Drg Chairunnisa Amarta ketika menangani salah satu pasiennya di tempat prakteknya, di Jalan Wolter Monginsidi, Jakarta Selatan, Rabu (22/02/2012). Foto: M. Dinarsa Kurniawan/JAWA POS
 

Saat menangani pasien dengan metode tersebut, dia selalu mengawali dengan membuka pembicaraan yang membuat pasien merasa nyaman. Menarik napas dan mengembuskannya perlahan sampai masuk dalam relaksasi yang sangat nyaman. Setelah itu, baru dia melakukan tindakan.

 

Rupanya, kabar Irun mengoperasi dengan metode hypnodontia tersebar dengan cepat. Dia pun mulai mendapatkan undangan untuk tampil pada serangkaian seminar yang diadakan organisasi profesi kedokteran, seperti PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) dan IDI (Ikatan Dokter Indonesia).

 

Saat memberikan materi hypnodontia itu, dia selalu show-off di depan kolega-koleganya sesama dokter. Alasannya, tanpa melakukan itu, mereka tidak akan percaya. Dia juga aktif memberikan pelatihan kepada dokter gigi-dokter gigi lain. Tujuannya, metode itu semakin memasyarakat sehingga mampu mengubah mindset masyarakat tentang dokter gigi. "Alumni pelatihan saya 635 orang. Tetapi, tidak sampai 4 persen yang berpraktik dengan metode yang sudah saya ajarkan kepada mereka," ucap spesialis bedah mulut itu.

 

Dia mengakui, memang tidak mudah membuat hypnodontia menjadi sebuah metode lazim penanganan masalah gigi dan mulut. Selain karena secara umum masyarakat belum sadar tentang pentingnya memeriksakan gigi secara reguler, banyak stigma negatif yang melekat pada hipnosis itu sendiri.

Mengunjungi klinik gigi bisa sangat menakutkan bagi sebagian orang. Rasa sakit yang tertinggal setelah gigi dicabut atau suara bor gigi bisa sangat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News