Changi Capai 40 Juta Penumpang
Kamis, 16 Desember 2010 – 12:41 WIB
SINGAPURA - Bandara Internasional Changi kembali mencetak rekor. Kemarin (15/12) bandara tersibuk di Asia Tenggara tersebut sukses mencatatkan rekor penumpang terbanyak. Sepanjang tahun ini, Changi telah melayani 40 juta penumpang. Itu prestasi baru. Pada 2008, rekor penumpang Changi berkisar 37,7 juta orang. Tahun lalu penumpang di Changi tercatat 37,2 juta orang. Jumlah itu sedikit menurun jika dibandingkan dengan sebelumnya. Di Bandara Internasional Hongkong dan Bandara Internasional Pudong Shanghai, jumlah penumpang tahun lalu mencapai masing-masing 46,2 juta orang dan 31,9 juta orang. (hep/c6/dos)
"Penumpang yang ke-40 juta berhasil kami layani dengan baik hari ini (kemarin)," ujar Jubir Changi Airport Group dalam wawancara dengan Agence France-Presse. Sayangnya, jubir perempuan itu enggan merinci identitas penumpang ke-40 juta tersebut. Dia juga tidak bersedia menginformasikan kewarganegaraan atau tujuan penumpang yang membuat Changi memecahkan rekornya sendiri itu.
Selain Singapura, kota-kota besar lain yang penumpang udaranya tumbuh signifikan adalah Jakarta, Kuala Lumpur, Manila, Hongkong, dan Shanghai. Menurut jubir yang juga tidak disebutkan namanya itu, penumpang udara di enam kota besar, termasuk Singapura, mengalami pertumbuhan hingga dua digit. "Di Changi, hingga Desember ini, sebanyak 98 maskapai melayani 5.200 penerbangan per minggu," katanya.
Baca Juga:
SINGAPURA - Bandara Internasional Changi kembali mencetak rekor. Kemarin (15/12) bandara tersibuk di Asia Tenggara tersebut sukses mencatatkan rekor
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan