Charlie Hebdo & Joseph Suryadi
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Kartun-kartun itu selalu menggambarkan Muhammad saw sebagai bahan olok-olok, terutama berkaitan dengan citra porno dan cabul. Selalu muncul reaksi keras dari muslim di seluruh dunia.
Berbagai demonstrasi terjadi di berbagai penjuru dunia untuk mereaksi kartun-kartun itu. Tidak jarang terjadi tindak kekerasan dalam demonstrasi itu.
Salah satu yang paling fatal adalah penyerangan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo di Paris yang menewaskan 12 orang pada 2015.
Charlie Hebdo mengeluarkan serangkaian edisi yang memasang karikatur Muhammad saw sebagai cover di sampul utama. Berbagai protes sudah dilakukan, tetapi Charlie Hebdo tidak menggubris dan tetap kekeh memublikasikan edisi-edisi kartun Muhammad saw itu.
Pada 7 Januari 2015, menjelang tengah hari, tiga pria yang menggunakan tutup muka menyerbu kantor pusat Charlie Hebdo. Para penyerang membawa senjata otomatis dan langsung menembak mati dua polisi yang berjaga di depan kantor.
Para penyerang kemudian menerobos ke ruang kantor redaksi. Rentetan tembakan senjata otomatis terdengar menyalak.
Saksi mata menyebutkan setidaknya ada 50 kali rentetan tembakan senjata otomatis. Sepuluh orang awak redaksi ditemukan tewas akibat luka tembak.
Salah satu korban tewas adalah Stephane Charbonnier yang menjadi pemimpin redaksi sejak 2012. Ini merupakan insiden penyerangan terbesar dalam sejarah Prancis sejak 1989.
Joseph Suryadi menggambarkan seorang laki-laki memakai jubah, menggandeng seorang perempuan membawa boneka.
- Sukarelawan PMJ Ajak Warga Jakarta Tak Pilih Pemimpin yang Melukai Hati Umat
- Forum Kiai Jakarta Sebut Pernyataan Suswono Bukan Penistaan Nabi Muhammad
- Pikul Agama
- Pagar Teras
- Saskara Hadirkan Koleksi Bungong Jeumpa Bertepatan dengan Perayaan Isra Miraj
- Peringati Maulid Nabi, Ganjar Ingatkan Jemaah Agar Jangan Melupakan Spiritual