Chatib Basri Beberkan Risiko Vaksinasi Tak Capai Target, Ngeri

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Senior Chatib Basri membeberkan risiko jika vaksinasi belum mencapai 70-80 persen hingga triwulan I 2022.
“Ada risiko pemulihan ekonomi itu bentuknya W, naik turun, naik lagi, turun. Itu yang membedakan antara negara seperti Indonesia dengan Amerika Serikat (AS),” ujar Chatib Basri dalam Webinar Bincang APBN 2022 di Jakarta, Senin (18/10).
Chatib mengatakan negara dengan tingkat vaksinasi akan memiliki daya pemulihan yang lebih tinggi.
Dia menyontohkan hal itu terjadi pada AS dengan tingkat vaksinasi di atas 50 persen, Singapura 80 persen, dan Australia 80 persen.
“Kalau kita lihat proyeksi pertumbuhan ekonomi yang akses vaksinnya luar biasa itu recovery-nya pada 2022 lebih tinggi dari kita. Di bawah Indonesia itu hanya Filipina dan Thailand,” kata Chatib Basri.
Chatib memperingatkan jika pemulihan masih berbentuk W shape atau naik turun, maka pemotongan pengeluaran tidak dapat dilakukan mengingat pemerintah harus memberikan bantuan perlindungan sosial.
Terlebih, jika pandemi meledak, maka dilakukan pengetatan aktivitas ekonomi dan pemerintah harus terus mendorong masyarakat agar mampu bertahan hingga herd immunity tercapai.
“Jadi di dalam periode ini saya melihat yang penting adalah alokasi dana kepada tiga hal yaitu kesehatan, bantuan sosial, dan dukungan kepada UMKM,” ujar Chatib Basri.
Ekonom Senior Chatib Basri membeberkan risiko jika vaksinasi belum mencapai 70- 80 persen hingga triwulan I 2022.
- Lebaran 2025 Menceritakan Keresahan, Ekonom Nilai Perlu Evaluasi Ekonomi
- Rupiah Ditutup Menguat Jadi Sebegini
- Ini Langkah Strategis Bea Cukai Memperkuat Peran UMKM dan IKM dalam Ekosistem Ekspor
- Respons Pemerintah Dinilai Mampu Melindungi Ekonomi Indonesia dari Kebijakan AS
- Cerita Presiden Prabowo Punya Tim Pertanian Hebat, Apresiasi Kinerja Kementan
- Soal Tarif Trump, Wali Kota Semarang Sebut Ekonomi Global Sedang Goro-Goro