Chavez Kerasi Situs Berita Venezuela
Senin, 15 Maret 2010 – 01:01 WIB
Namun benturan antara Chavez dan media bukan pertama kali terjadi. Chavez sudah terbiasa berbenturan dengan stasiun televisi, radio maupun surat kabar yang kritis. Bahkan satu saluran yang dikenal anti Chavez, Radio Caracas Television, dipaksa pindah menjadi televisi kabel pada tahun 2007, setelah Chavez sebagai Presiden menolak memperbarui ijin siaran.
Baca Juga:
Januari lalu, Radio Caracas Television dihentikan siarannya atas permintaan pemerintah, setelah stasiun pemberitaan itu menolak aturan yang mengaharuskan menayangkan pidato Chavez. Chavez pun berang dengan stasiun televisi itu. "Tidak bisa mereka menyebarluaskan apapun yang mereka inginkan untuk meracuni pikiran orang banyak," tandas Chavez.
Kanal anti Chavez terakhir yang mengudara adalah Globovision, yang menghadapi berbagai investigasi aparat pemerintah dengan tuduhan pelanggaran atas aturan penyiaran. Chavez juga meminta pihak berwenangan menindak Globovision, karena salah satu panelisnya dengan berani menuding Chavez mendukung prdagangan narkoba. Selain itu, sang panelis dengan lantang menyebut ada bukti di Venezuela, yang mengaitkan Chavez dengan kelompok teroris ETA dan FARC.
"Ini sangat serius. Ini tak bisa dibiarkan," ujar Chavez. "Saya tak bisa menempatkan orang doi penjara. Ada institusi pemerintahan yang seharusnya bertindak, dan masyarakat sendiri harus bertindak," ujar Chavez.(ara/jpnn)
CARACAS - Pemberitaan lewat internet rupanya membuat pusing Presiden Venezuela, Hugo Chavez. Sampai-sampai, Chavez mengusulkan pengetatan aturan
Redaktur & Reporter : Antoni
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan