Chen Shui-bian Mogok Makan
Jumat, 14 November 2008 – 13:21 WIB
TAIPEI - Belum sepekan menghuni tempat tinggal barunya di tahanan, mantan Presiden Taiwan Chen Shui-bian kembali mengundang perhatian. Sejak ditahan pada Selasa lalu (11/11), Chen ogah makan. Itu dilakukannya sebagai bentuk protes terhadap aparat. Dia yakin penahanannya sarat dengan latar belakang politis. Ditambahkan, kliennya itu bersedia melakukan apa pun demi tegaknya demokrasi di Taiwan. Bahkan, penjara dianggap sebagai sebuah bentuk pengorbanan demi tegaknya Republik Taiwan. ''Beliau sangat menentang rezim nasionalis Taiwan dan rezim komunis (Tiongkok). Beliau hanya menginginkan tegaknya kedaulatan atas Taiwan,'' imbuh Cheng.
Chen ditangkap dengan tuduhan sudah menyelewengkan dana khusus kepresidenan. Dia juga didakwa bersalah melakukan pencucian uang, gratifikasi, dan pemalsuan dokumen. Namun, Chen tetap bersikeras tidak bersalah atas semua yang dituduhkan.
Baca Juga:
Menurut Cheng Wen-long, pengacara Chen, sejak menghuni hotel prodeo, kliennya itu hanya minum. ''Beliau mogok makan sebagai bentuk protes,'' ujar Cheng setelah mengunjungi pria yang pernah menjabat presiden selama dua periode itu. Meskipun Chen sudah dua hari mogok makan, Cheng menuturkan bahwa kondisi kliennya baik-baik saja. Chen pun ingin tetap melanjutkan aksinya. Hal tersebut dilakukan juga sebagai bentuk protes atas matinya keadilan dan melemahnya demokrasi. ''Mantan Presiden Chen menegaskan bahwa penahanan beliau, tampaknya, tanpa didahului pemeriksaan,'' tandas Cheng.
Baca Juga:
TAIPEI - Belum sepekan menghuni tempat tinggal barunya di tahanan, mantan Presiden Taiwan Chen Shui-bian kembali mengundang perhatian. Sejak ditahan
BERITA TERKAIT
- Setelah Bunuh Nasrallah, Israel Retas ATC Bandara Beirut demi Lumpuhkan Hizbullah
- Israel Bunuh Bos Hizbullah, Pemimpin Tertinggi Iran Diungsikan ke Lokasi Rahasia
- Hizbullah Bikin Israel Murka, Puluhan Ribu Warga Lebanon Terpaksa Mengungsi
- Pengumuman untuk Seluruh WNI: Jangan Bepergian ke Lebanon, Iran dan Israel
- Emmanuel Macron Sebut Uni Eropa Perlu Mempertimbangkan Kembali Hubungan dengan Rusia
- Biden dan Kishida Bahas Aliansi Militer untuk Hadapi Ancaman China