Chevron Ingin Harmonis dengan Pekerjanya
Senin, 28 Mei 2012 – 17:53 WIB
JAKARTA--PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), Chevron Indonesia Company (CICO), Chevron Geothermal Salak, LTD (CGS), dan Chevron Geothermal Indonesia , LTD (CGI), secara bersamaan menandatangani Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dengan Serikat Pekerja Nasional Chevron Indonesia (SPNCI). Perjanjian tersebut merupakan komitmen pihak perusahaan dan pekerja untuk mewujudkan hubungan industrial yang harmonis dan dinamis.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar yang turut menyaksikan acara penandatanganan tersebut mengatakan, pihak manajemen dan serikat pekerja diminta untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja di perusahaan. "Hal tersebut sebagai modal dalam membangun pondasi hubungan industrial yang dinamis, berkeadilan dan harmonis di perusahaan," ungkap Muhaimin kepada wartawan di Hotel Gran Melia, Jakarta, Senin (27/5).
Baca Juga:
Muhaimin menjelaskan, hubungan industrial yang harmonis dan iklim usaha yang kondusif berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja. Oleh karena itu, Ketua DPP PKB ini menegaskan bahwa antara perusahaan dan perkerja/buruh harus saling menghormati dan ada keterbukaan .
"Kedua unsur tersebut harus dipadukan dengan baik. Jika keterbukaan dan niat baik dari kedua belah pihak diimplementasikan di Chevron, maka peningkatan kesejahetraan karyawan dapat terwujud. Mekanisme perundingan PKB ini tentunya juga mengedepankan dialog untuk mencapai musyawarah mufakat," paparnya.
JAKARTA--PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), Chevron Indonesia Company (CICO), Chevron Geothermal Salak, LTD (CGS), dan Chevron Geothermal Indonesia
BERITA TERKAIT
- Prabowo Bakal Bangun Tanggul Raksasa dari Banten hingga ke Jawa Timur
- Pertamina Sebut Tidak Ada Kenaikan Harga Gas LPG 3 Kilogram
- DAMRI Hadirkan Layanan Bandung-Yogyakarta PP, Sebegini Tarifnya
- inDrive Perkuat Komitmennya Terhadap Inovasi dan Pertumbuhan di Indonesia
- Menko Airlangga Dukung Kerja Sama Strategis RI-Emirat Arab di Sektor Energi Dipercepat
- BI Buka Suara soal USD yang Disebut Anjlok di Google