China Akan Gunakan Satelit Dan Roket Untuk Manipulasi Cuaca
Ilmuwan China mengungkapkan rencana mereka untuk menggunakan satelit dan roket sebagai bagian dari proyek ambisius untuk secara artifisial menciptakan curah hujan - meskipun sebagian kalangan mempertanyakan keberhasilan program tersebut.
Proyek bernama 'Tianhe Project' alias 'Sungai Angkasa' yang memakan anggaran sebesar $ 19 juta atau setara dengan Rp 199 miliar merupakan proyek percobaan hujan buatan terbesar di dunia.
Tujuannnya adalah untuk mengalihkan uap air berlebih di atas cekungan sungai Yangtze menuju ke kawasan yang lebih kering di China, demikian dilaporkan oleh sejumlah media setempat.
Para ilmuwan dari Universitas Tsinghua dan Qinghai China mengajukan proyek ini pada tahun 2015, yang mengharuskan pembangunan koridor udara buatan untuk membawa uap air tersebut.
Baru-baru ini, mereka telah mulai mengembangkan satelit dan roket yang kemudian akan memantau keberadaan dan gerakan uap air tersebut dan mengarahkannya kembali untuk menciptakan curah hujan.
Surat kabar People's Daily awal bulan ini melaporkan enam satelit yang dikembangkan oleh Shanghai Academy of Spaceflight Technology dijadwalkan akan mulai beroperasi pada tahun 2022 untuk memandu pembuatan koridor udara di atas sungai terbesar di Asia itu, dan untuk memantau distribusi uap air di udara.
Photo: Mantan perdana menteri Wen Jiabao mengatakan krisis air bisa menjadi ancaman terbesar bagi kebangkitan China sebagai negara adikuasa.(Flikr: Biarkan Ide Bersaing)
Menurut mantan Perdana Menteri China Wen Jiabao, krisis air dapat menjadi ancaman terbesar bagi kebangkitan China sebagai negara adikuasa karena akan mempengaruhi pertumbuhan dan stabilitas di sana.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata