China Bangun Kediktatoran Digital Lewat Sistem 'Kredit Sosial'

Akun media sosial Hu, di mana ia menerbitkan banyak karya jurnalisme investigasinya, juga telah ditutup.
Hu mengklaim gabungan akun Wechat dan Weibo-nya memiliki dua juta pengikut pada puncaknya tetapi sekarang disensor.

Hu percaya penempatannya dalam daftar hitam bersifat politis dan telah mencoba mengajukan banding ke pihak berwenang. Sejauh ini ia berhadapan dengan kesenyapan.
Hu ingin memperingatkan dunia tentang mimpi buruk kredit sosial.
Melakukan hal itu dapat menempatkan teman-teman dan keluarganya dalam risiko pembalasan dari negara, tetapi Hu yakin sebagian besar orang China belum memahami apa yang akan datang di bawah negara totaliter digital.
"Anda dapat melihat kondisi mental orang-orang China," kata Hu.
"Mata mereka dibutakan dan telinga mereka diblokir. Mereka tahu sedikit tentang dunia dan hidup dalam sebuah ilusi."
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya