China Bangun Kediktatoran Digital Lewat Sistem 'Kredit Sosial'

"Kami membutuhkan sistem kredit sosial," kata Xiaojing.
"Di negara China, kami berharap kami dapat saling membantu, saling mencintai, dan membantu semua orang menjadi makmur.
"Seperti kata Presiden Xi, kami akan menjadi kaya dan demokratis, berbudaya, harmonis dan indah.
"Ini adalah harapan (Presiden) Xi untuk masa depan negara. Ini juga harapan bagi seluruh bangsa China."

China telah lama menjadi negara pengintai, jadi warga negara terbiasa dengan pemerintah yang mengambil peran menentukan dalam urusan pribadi.
Bagi banyak orang di China, privasi tidak memiliki posisi tinggi yang sama seperti di Barat.
Orang China menempatkan nilai yang lebih tinggi pada kepentingan masyarakat versus hak individu, sehingga sebagian besar merasa bahwa, jika kredit sosial akan membawa masyarakat yang lebih aman, lebih terjamin, lebih stabil, maka jalankan saja.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia