China dan India Berebut Pengaruh Politik Lewat Diplomasi Vaksin COVID-19
Rasa solidaritas berubah menjadi persaingan, dengan kedua negara menggunakan vaksin untuk menguatkan posisi dan pengaruh mereka di Asia dan di seluruh dunia.
Di saat negara-negara kaya menguasai sebagian besar vaksin yang sudah diproduksi di negara Barat, negara-negara miskin masih berjuang untuk mendapatkan pasokan vaksin.
Photo: India adalah produsen vaksin terbesar di dunia dan menyebut dirinya 'apotek bagi dunia'.. (AP: Anupam Nath)
India berusaha menjadi 'apotek dunia'
Reputasi India menurun karena kegagalan menangani penyebaran virus corona dan reputasi China juga tercoreng karena dituduh sebagai tempat asal-usul virus, namun berusaha menutup-nutupinya.
Kedua negara ini pun kemudian berusaha mengalihkan perhatian dan meningkatkan reputasi mereka di seluruh dunia.
China menggantungkan diri pada dua vaksin yang dibuat di dalam negeri, sementara India lebih pada produksi dan distribusi vaksin yang dikembangkan Oxford-AstraZeneca.
Pradeep Taneja dosen senior kajian Asia di University of Melbourne mengatakan kedua negara sedang berusaha keras melakukan apa yang disebut "diplomasi vaksin".
"Ini adalah cara untuk menunjukkan bahwa China bukanlah pengaruh buruk bagi sistem internasional. Tapi China adalah penyumbang yang positif," katanya.
Para pakar mengatakan China dan India mengirimkan jutaan dosis vaksin COVID-19 ke berbagai negara sebagai bagian dari usaha diplomasi meningkatkan reputasi mereka
- Menteri Rosan Sebut Tiongkok Berinvestasi Rp 120 Triliun untuk Indonesia
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat
- Jakarta Punya Masalah Kucing Liar, Penuntasannya Dilakukan Diam-diam
- Dunia Hari Ini: Ada Banyak Pertanyaan Soal Kecelakaan Pesawat Jeju Air