China dan India Berebut Pengaruh Politik Lewat Diplomasi Vaksin COVID-19

Sementara itu India, negara produsen vaksin terbesar di dunia, sudah menyatakan siap menjadi "apotek dunia", slogan yang sudah banyak digunakan oleh politisi dan komentator politik di India.
External Link: Dr. S. Jaishankar @DrSJaishankar India fulfils commitment to give vaccines to humanity. Supplies to our neighbours will start on 20th January. The Pharmacy of the World will deliver to overcome the COVID challenge.
Serum Institute di India saat ini sedang memproduksi vaksin Oxford-AstraZeneca dan berharap bisa memproduksi hingga satu miliar dosis di akhir tahun 2021.
India sudah mengirimkan vaksin ke Myanmar, Bangladesh, Nepal, Sri Lanka dan Maladewa sebagai bagian dari inisiatif "Vaccine Maitri" atau "Vaksin Persahabatan".
Menteri Luar Negeri India minggu ini mengatakan Vaccine Maitri adalah "langkah praktis yang menunjukkan apa yang kami percayai dan pendekatan kami".
Sementara itu, China sudah memiliki dua vaksin yang disetujui penggunaannya di dalam negeri, dari satu perusahaan BUMN Sinopharm dan satu lagi dari Sinovac Biotech.
Indonesia, Turki, Brazil, Chile, Colombia, Uruguay dan Laos sudah memberikan izin darurat bagi penggunaan vaksin Sinovac, walau masih ada pertanyaan soal efikasi dari vaksin tersebut.
'Ini yang kami temukan di Wuhan'

Dokter asal Australia telah ikut tim WHO ke kota Wuhan untuk menyelidiki asal-usul virus corona
Para pakar mengatakan China dan India mengirimkan jutaan dosis vaksin COVID-19 ke berbagai negara sebagai bagian dari usaha diplomasi meningkatkan reputasi mereka
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia