China dan India Berebut Pengaruh Politik Lewat Diplomasi Vaksin COVID-19
Namun di Afrika, China memiliki jaringan diplomatik lebih luas dibandingkan India sehingga bisa mendistribusikan vaksin lebih cepat.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron pekan ini memperingatkan jika tidak ada vaksin dari negara-negara Barat yang tiba dalam enam sampai 12 bulan mendatang, maka beberapa negara Afrika akan menghadapi "tekanan dari rakyat mereka sendiri" untuk membeli dari China atau Rusia.
"Dan kekuatan negara Barat hanya tinggal konsep saja, bukan realitas lagi," katanya.
India sekarang menggunakan kemampuan manufakturnya yang besar untuk meningkatkan kekuatan diplomasi mereka.
Duta besar Australia untuk India, Barry O'Farrell bulan Desember lalu mengatakan "hanya ada satu negara di dunia yang memiliki kemampuan manufaktur untuk memasok ke seluruh negara di dunia" dan "negara itu adalah India'.
"India memiliki kapasitas dalam masalah produksi vaksin, namun kapasitas diplomatik mereka yang menjadi masalah karena India memiliki korps diplomatik paling kecil dalam perbandingan besarnya negara," kata Taneja.
Namun menurut Pradeep, dalam distribusi vaksin ini India akan bisa menandingi China.
"India menggunakan kekuatan utama yang dimiliki dengan menggambarkan diri sebagai hal yang berbeda dari China, bahwa mereka adalah sebuah negara demokrasi yang mau membantu negara tetangga dan membantu negara berkembang lain menangani pandemi."
Para pakar mengatakan China dan India mengirimkan jutaan dosis vaksin COVID-19 ke berbagai negara sebagai bagian dari usaha diplomasi meningkatkan reputasi mereka
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Menteri Rosan Sebut Tiongkok Berinvestasi Rp 120 Triliun untuk Indonesia
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat
- Jakarta Punya Masalah Kucing Liar, Penuntasannya Dilakukan Diam-diam