China dan Rusia Lindungi Korea Utara dari Dewan Keamanan PBB
jpnn.com, NEW YORK CITY - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada Jumat (4/11) masih terbelah tentang cara menangani peluncuran rudal balistik Korea Utara yang terus berlanjut.
Para anggota pemegang hak veto di dewan tersebut gagal menjembatani perbedaan.
Amerika Serikat menegaskan dalam sebuah sesi bahwa 13 dari 15 anggota DK PBB telah bersepakat untuk mengambil tindakan hukuman terhadap Korut, yang terus melanjutkan uji peluncuran rudal balistik yang bertentangan dengan resolusi-resolusi Dewan Keamanan sebelumnya.
Namun, Pyongyang telah menikmati "selimut perlindungan" dari dua anggota DK PBB lainnya, kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield.
Dia mengacu pada China --penyokong utama Korut-- dan Rusia.
"Momen ini menuntut persatuan dari Dewan Keamanan," kata Thomas-Greenfield.
China dan Rusia berpendapat bahwa latihan militer bersama oleh AS dan Korea Selatan telah meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
"Kegiatan peluncuran rudal DPRK baru-baru ini tidak terjadi dengan sendirinya tanpa penyebab, dan peluncuran itu secara langsung berhubungan dengan kata-kata dan perbuatan pihak-pihak terkait," kata Duta Besar China Zhang Jun.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada Jumat (4/11) masih terbelah tentang cara menangani peluncuran rudal balistik Korea Utara
- Menko Polkam Budi Gunawan jadi Tamu Kehormatan di National Day Federasi Rusia
- Diplomasi Pertahanan dengan China Belum Mengurangi Ketegangan di Natuna
- Soal Kunker Perdana Prabowo ke China, Sukamta PKS Singgung Kemerdekaan Palestina
- Rusia Nilai Indonesia Sangat Klop dengan BRICS
- Angkatan Laut Rusia Bakal Masuki Perairan Indonesia, Ada Misi Khusus Apa?
- Gelandang China Sindir Kualitas Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia