China Diteror Covid-19, Jenazah Menumpuk di Rumah Kremasi
Sejak akhir Desember 2022, otoritas setempat telah menutup 23 laman kremasi dan menindak unit pelayanan kremasi abal-abal dan pekerjanya yang menyebarkan informasi palsu.
Menurut laporan media lokal, Kepolisian Shanghai telah membentuk satuan tugas khusus untuk melakukan tindakan pelanggaran terkait dengan pandemi dan bisnis pengabuan mayat.
Tiga broker kremasi dengan menaikkan tarif kremasi lebih dari 50 persen di Shanghai telah ditetapkan sebagai tersangka.
Beberapa hari sebelumnya, informasi juga marak soal banyak mayat yang tidak segera diabukan di pusat layanan kremasi Babaoshan, Kota Beijing.
Namun, pihak pengelola menyatakan keadaan itu terjadi lantaran banyak pekerjanya yang tidak masuk akibat mengalami gejala terinfeksi COVID-19.
Otoritas China telah mencabut berbagai pembatasan antipandemi COVID-19 secara bertahap mulai 7 Desember lalu.
Kebijakan pelonggaran tersebut diambil saat China sedang dilanda gelombang COVID-19, khususnya Omicron BF.7. (ant/dil/jpnn)
Menurut informasi yang beredar luas di China, sejumlah rumah duka terpaksa mengkremasi dua atau lebih mayat dalam satu insinerator.
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Menteri Rosan Sebut Tiongkok Berinvestasi Rp 120 Triliun untuk Indonesia
- 3 Kapal Perang China Berlabuh di Jakarta, Ada Apa?
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- Forum Pemuda Indonesia-China: Generasi Muda Jadi Jembatan Kerja Sama
- Semifinal BWF World Tour Finals 2024: Ganda Campuran China dan Malaysia Saling Sikut
- Menkeu Sri Mulyani Buka-bukaan soal Nasib Ekonomi Indonesia pada 2025