China Dituduh Anti-Islam, tetapi Populasi Etnis Muslim Terus Melonjak Tajam
"Bagi orang-orang Xinjiang yang tinggal di luar negeri dan tidak dapat menghubungi kerabat mereka, maka bisa menghubungi kedutaan besar China dan kami akan membantu," kata Zulhayat Ismail selaku juru bicara pemerintah daerah setempat.
Ia menganggap warganya di luar negeri yang tidak dapat menghubungi kerabat mereka karena berbagai alasan.
"Saya perlu jelaskan bahwa penduduk Xinjiang bisa berkomunikasi secara wajar dan bebas dengan kerabat mereka di luar negeri," ujarnya.
Kalau ada yang tidak bisa dihubungi, dia menduga nomor kontak sudah berubah atau sedang ditahan karena terlibat kriminalitas.
Zulhayat kemudian mencontohkan Azmat Omar, warga negara China yang tinggal di Australia. Azmat mengaku kehilangan kontak dengan anggota keluarganya di Xinjiang, termasuk ayahnya, ibu tiri, tiga saudara laki-laki, dua saudara perempuan, dan lebih dari 20 keponakan.
"Padahal semua kerabat Azmat tersebut menjalani kehidupan normal di Xinjiang," ujarnya saat jumpa pers dengan media asing di Beijing itu. (ant/dil/jpnn)
Pertumbuhan populasi etnis minoritas Muslim Uighur di Daerah Otonomi Xinjiang mencapai 25 persen dalam kurun empat tahun
Redaktur & Reporter : Adil
- ICIIS 2024 Sukses, Shan Hai Map Optimistis Iklim Investasi Indonesia Makin Baik
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- GRIB Jaya Sebut Kunjungan Prabowo ke China dan AS Berdampak Positif
- Bertemu Pengusaha RRT, Presiden Prabowo: Kami Ingin Terus Bekerja Sama dengan China
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Kerja Sama Indonesia-China Mencapai 10 M Dolar AS, Ketum Kadin Anindya Bakrie: Ini Pertanda Baik