China Harus Lebih Terbuka Terkait Investasinya Di Indonesia

China Harus Lebih Terbuka Terkait Investasinya Di Indonesia
China Harus Lebih Terbuka Terkait Investasinya Di Indonesia

Namun kerjasama ini dibayang-bayangi keprihatinan sejumlah kalangan ini akan menjadi pintu lain masuknya tenaga kerja asing asal China ke tanah air. Sementara angka pengangguran di tanah air yang masih tinggi.

Data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencatat meski hanya menempati posisi tiga besar investor asing di Indonesia, komposisi tenaga kerja asing (TKA) China ternyata sangat besar, yakni 21.300. Dibandingkan TKA asal Singapura sebagai investor nomor satu di Indonesia yang hanya berjumlah 1.700 orang. Sedangkan, TKA asal Jepang berjumlah 12.500 orang.

Menanggapi kekhawatiran ini Perdana Menteri China, Li Keqiang sendiri telah menyampaikan komitmennya untuk mengutamakan tenaga kerja Indonesia pada setiap investasi yang mereka lakukan di Indonesia.

Di sisi lain, pengamat hubungan internasional dari Universitas Bina Nusantara, Profesor Tirta Mursitama menilai pemerintah Indonesia memang harus bersikap lebih lebih hati-hati dan selektif.

Namun dari kacamata bisnis praktek ini merupakan hal yang lumrah.

“Itu bagian dari deal business. Untuk menekan biaya, untuk mempermudah komunikasi, mempercepat pekerjaan itu lah gunanya mendatangkan pekerja dari negara sendiri. “

“Yang harus dilakukan adalah kita harus memastikan pekerjaan itu selesai dengan kualitas yang baik dan tepat waktu serta setelah proyek itu selesai, para tenaga kerja asing itu harus pulang dan tidak menetap di sini.

Tirta Mursitama juga menambahkan kerjasama ini harus dipandang positif sebagai upaya pemerintah dalam mencari pembiayaan pembangunan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News