China Melegalkan Tempat Penahanan Rahasia Bagi Muslim Uighur

Mantan tahanan mengatakan mereka dipaksa untuk keluar Islam dan menyatakan kesetiaan mereka kepada Partai Komunis. Ia juga menggambarkan fasilitas itu sebagai tempat indoktrinasi politik.
"Menjadi sebuah pembenaran retrospektif untuk penahanan massal orang-orang Uighur, Kazakh, dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang," kata James Leibold, pakar kebijakan etnis Cina di La Trobe University di Melbourne.
"Ini adalah bentuk baru dari pendidikan ulang yang belum pernah terjadi sebelumnya dan benar-benar tidak memiliki dasar hukum, dan saya melihat mereka mencoba menciptakan dasar hukum untuk kebijakan ini."
Cina mengatakan Xinjiang menghadapi ancaman serius dari militan dan separatis Islam. Kerusuhan antara warga Uighur dan warga mayoritas Han Cina mayoritas telah menewaskan ratusan orang dalam beberapa tahun terakhir.
Kampanye melawan produk halal

Secara terpisah, Xinjiang meluncurkan kampanye melawan produk halal, untuk menghentikan Islam mempengaruhi kehidupan sekuler dan memicu "ekstremisme".
Dalam pertemuan hari Senin (8/10), para pemimpin Partai Komunis kota Urumqi memimpin para kadernya untuk bersumpah untuk "ikut berperang memerangi 'pan-halalisasi'," menurut pemberitahuan yang disampaikan di akun resmi WeChat milik ibukota Urumqi.
Para pemimpin Partai Komunis Urumqi juga mengatakan mereka membutuhkan pejabat pemerintah dan anggota partai untuk secara tegas percaya pada Marxisme-Leninisme, bukan percaya agama. Mereka juga meminta agar bahasa yang digunakan untuk berbicara di muka umum adalah bahasa Mandarin.
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'
- Dunia Hari Ini: Barang-barang dari Indonesia ke AS akan Dikenakan Tarif 32 Persen
- Warga Indonesia Rayakan Idulfitri di Perth, Ada Pawai Takbiran
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana