China Sangat Menyukai Hasil Bumi Indonesia, tetapi Pasokannya Kurang

China Sangat Menyukai Hasil Bumi Indonesia, tetapi Pasokannya Kurang
Badan Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization, FAO) mengungkapkan angka kelaparan di dunia terus meningkat sejak 2019. Ilustrasi: Ricardo/jpnn.com

Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan dalam sambutan secara virtual menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas tercapainya kesepakatan kontrak perdagangan tersebut.

"Saya yakin antusiasme para asosiasi dan pelaku usaha Indonesia dalam membangun kerja sama yang erat dengan Tiongkok dapat menciptakan kolaborasi jangka panjang yang saling menguntungkan kedua belah pihak di tengah tantangan global," kata Menteri.

Ia menyebutkan nilai ekspor kelapa sawit dan produk turunannya dari Indonesia ke China pada 2021 mencapai 6,6 juta ton atau naik 14,17 persen dibandingkan pencapaian pada 2020.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun mengatakan penandatanganan kontrak pembelian minyak kelapa sawit tersebut merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang dicapai antara Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinping.

Kesepakatan itu dibuat ketika Presiden Jokowi berkunjung ke Beijing pada akhir Juli tahun ini.

"Kedua negara telah menjalin hubungan bilateral sejak 72 tahun yang lalu. Tiongkok telah menjadi salah satu mitra utama Indonesia dalam bidang perdagangan dan investasi," kata Djauhari, yang memberikan sambutan secara virtual dari Bali.

Dubes China untuk Indonesia Lu Kang menambahkan bahwa kelapa sawit, produk perikanan, sarang burung walet, dan produk pertanian sangat erat kaitannya dengan mata pencaharian masyarakat Indonesia.

"Sementara China adalah konsumen dan importir utama produk-produk pertanian," kata mantan juru bicara Kementerian Luar Negeri China itu.

China membuka kesempatan kepada Indonesia untuk terus meningkatkan ekspor hasil buminya, terutama produk pertanian

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News