China Sebut Orang Uighur Dulunya Dipaksa Masuk Islam
Laporan Beijing ini dirilis sebagai kampanye melawan kritikan internasional terhadap perlakuan keras China terhadap warga Uighur, dengan dalih sebagai tindakan "anti-terorisme" terhadap separatis Uighur dan Muslim ekstrimis.
"Saya tak berpikir siapapun di luar China, yang mengikuti apa yang terjadi di Xinjiang, akan tertipu oleh laporan ini," ujar Elaine Pearson, Direktur Human Rights Watch Australia kepada ABC.
"Laporan ini merupakan distorsi fakta yang aneh dan mencolok," katanya.
Photo: Para peneliti telah mengidentifikasi hampir 100 tempat yang diduga kamp ‘penataran’ dan fasilitas penahanan di seluruh Xinjiang. (ABC News)
James Leibold, pakar Uighur dan etnis minoritas China pada Universitas La Trobe, menilai laporan itu sebagai "contoh klasik dari perang informasi yang sedang berlangsung di China."
"Seperti propaganda manapun, laporan itu dipenuhi dengan klaim kebenaran sepihak," katanya.
Media berbahasa Inggris yang dikelola Pemerintah China, Global Times, memuji laporan itu, dengan mengatakan "orang baik bisa membedakan antara yang benar dan yang salah."
"Para penghasut yang jahat diharapkan akan membungkam mulut mereka," tulis harian itu.
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan