China Sebut Orang Uighur Dulunya Dipaksa Masuk Islam
"Xinjiang selalu menjunjung tinggi kesetaraan untuk semua agama," kata laporan itu.
Tetapi tindakan keras Partai Komunis terhadap Muslim dan komunitas agama lain termasuk Kristen dan Falun Gong telah didokumentasikan dengan baik.
Sebuah laporan dari Amnesty International pada tahun 2018 mengklaim bahwa ekspresi publik di Xinjiang sekarang dianggap "ekstremis" oleh pihak berwenang, termasuk menumbuhkan janggut, berdoa atau berpuasa selama bulan suci Ramadhan.
"Kami telah melihat banyak cara di mana identitas Uighur telah ditekan dalam beberapa tahun terakhir," kata Pearson, seraya mencatat bahwa China juga telah melarang nama-nama yang dianggap terlalu Islami.
Video: The "cultural genocide" haunting Australian Uyghurs (The World)
Penahanan massal dikritik Barat
Australia telah menyatakan kritik atas perlakuan China terhadap warga Uyghur, dan baru-baru ini bergabung dengan 21 negara lain di Dewan HAM PBB termasuk Inggris, Kanada dan Jerman dalam mendesak China untuk mengakhiri penahanannya terhadap etnis Uyghur.
Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menyebut perlakuan China terhadap Muslim di Xinjiang sebagai "salah satu krisis hak asasi manusia terburuk di zaman kita" dan "noda abad ini".
Laporan China mengkritik negara-negara yang tak disebutkan namanya, yang dianggap "menerapkan standar ganda untuk terorisme dan hak asasi manusia serta telah mengeluarkan kritik yang tak bisa dibenarkan atas upaya Xinjiang."
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara