China Serukan Pelestarian Asian Value demi Laju Pembangunan
jpnn.com, JAKARTA - Negara-negara di Asia perlu menjaga nilai-nilai untuk melanjutkan laju pembangunan yang telah dicapai di kawasan, kata seorang pejabat tinggi China.
Hal itu ditekankan oleh Menteri Departemen Hubungan Internasional Komite Sentral Partai Komunis China (IDCPC) Liu Jianchao dalam diskusi publik “In Conversation with H.E. Liu Jianchao: Asia’s Future and 75 Years of Indonesia–China Ties" di Jakarta pada Sabtu.
Liu menyoroti pentingnya nilai-nilai unik Asia yang mampu mewujudkan impian Abad Asia menjadi kenyataan.
"Tecermin dalam semangat Konferensi Bandung, Asia harus tetap mandiri dan menjaga nilai-nilai saling menghormati agar tetap berada di jalur ini," kata dia, merujuk pada Konferensi Asia-Afrika yang digelar di Bandung pada 1955.
Liu menilai bahwa di tengah tantangan global pada 2024, masyarakat di kawasan Asia lebih beruntung dibandingkan kawasan lain. Sejak Perang Dunia II berakhir, kawasan Asia tetap damai, stabil, dan bergerak menuju kemakmuran melalui kerja keras.
Masyarakat Asia, kata dia, juga telah menemukan jalur pembangunan yang didasarkan pada nilai-nilai Asia, yaitu kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, konsensus, keterbukaan, dan inklusivitas.
"Berkat hal ini, kita secara bertahap mengubah impian Abad Asia menjadi kenyataan," katanya. "Di dunia yang penuh gejolak, yang penuh dengan ketidakstabilan dan ketidakpastian, kita harus tetap berada di jalur ini, tetap pada cara Asia."
Liu menegaskan bahwa nilai-nilai Asia itu juga merujuk pada nilai-nilai yang telah dicapai bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara.
Masyarakat Asia, kata dia, juga telah menemukan jalur pembangunan yang didasarkan pada nilai-nilai Asia
- Hebat, Ekonomi China Tumbuh 5,4 Persen di Penghujung 2024
- Xi Jinping & Trump Ingin Mereset Hubungan Amerika-China
- Pj Gubernur Sumut Ingatkan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan
- Ini Penyebab Rupiah Lesu Terhadap Dolar AS
- Menteri Rosan Sebut Tiongkok Berinvestasi Rp 120 Triliun untuk Indonesia
- 3 Kapal Perang China Berlabuh di Jakarta, Ada Apa?