China Tak Segan Gunakan Kekerasan untuk Rebut Taiwan
jpnn.com, BEIJING - China akan terus berjuang melakukan reunifikasi secara damai dengan Taiwan meskipun harus menggunakan kekuatan militer.
"Kami akan terus berjuang menyatukan kembali Taiwan, namun kami tidak akan pernah berjanji meninggalkan penggunaan kekerasan karena kami punya pilihan mengambil semua tindakan yang diperlukan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin di Beijing, Kamis.
Penggunaan kekerasan itu, sebut Wang, semata-mata diarahkan terhadap campur tangan kekerasan asing dan kelompok separatisme yang berupaya memerdekakan Taiwan.
"Penyebab utama ketegangan di Selat Taiwan saat ini berakar dari otoritas DPP (Partai Progresif Demokrat) yang meminta dukungan Amerika Serikat untuk kemerdekaan Taiwan sehingga beberapa pihak di AS memanfaatkan isu Taiwan untuk menahan (pengaruh) China," ujar Wang.
Jika AS menginginkan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, Wang menyarankan AS agar mematuhi prinsip Satu China dan tiga komunike bersama China-AS.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan China sangat mungkin memiliki kemampuan menyerang Taiwan pada 2027.
Dia menganggap Taipei juga telah memiliki kemampuan dalam membeli teknologi pertahanan dari AS.
Kongres AS telah menyetujui dana hibah darurat ke Taiwan sebesar 2 miliar dolar AS per tahun dari 2023 hingga 2027.
China akan terus berjuang melakukan reunifikasi secara damai dengan Taiwan meskipun harus menggunakan kekuatan militer
- Diplomasi Pertahanan dengan China Belum Mengurangi Ketegangan di Natuna
- Soal Kunker Perdana Prabowo ke China, Sukamta PKS Singgung Kemerdekaan Palestina
- Angkatan Laut Rusia Bakal Masuki Perairan Indonesia, Ada Misi Khusus Apa?
- Gelandang China Sindir Kualitas Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia
- Survei Indikator: China Dipersepsikan sebagai Kawan Terdekat Indonesia
- Nasib Branko Ivankovic Setelah China Bungkam Timnas Indonesia, Aman dari Pemecatan?