China Terbitkan Aturan Baru soal Pendidikan, Sektor Bisnis Bernilai USD 120 Miliar Terancam
jpnn.com, BEIJING - Bisnis pendidikan swasta di China terancam oleh aturan baru pemerintah yang melarang mereka menarik bayaran dari jasa bimbingan belajar (bimbel) untuk mata pelajaran inti.
Aturan baru itu ditetapkan oleh Beijing untuk meringankan beban finansial keluarga.
Kabar tentang aturan itu pada Kamis mengguncang sektor bimbingan belajar swasta di China yang total pendapatannya mencapai USD 120 miliar.
Kabar tersebut juga memicu pelepasan besar-besaran saham sejumlah perusahaan, termasuk TAL Education Group dan Gaotu Techedu yang terdaftar di bursa AS.
Berdasarkan aturan baru, semua institusi yang menawarkan bimbingan kurikulum sekolah harus didaftarkan sebagai organisasi nirlaba, dan tak ada lagi izin yang diberikan, menurut dokumen resmi.
TAL mengatakan dalam pernyataannya pada Minggu bahwa mereka memperkirakan aturan baru tersebut akan memiliki "dampak material yang merugikan pada layanan bimbingan belajar... yang pada gilirannya akan mempengaruhi" operasi dan prospek bisnis mereka.
New Oriental Education & Technology Group Inc, Koolearn Technology Holding Ltd, Scholar Education Group, dan China Beststudy Education Group membuat pernyataan serupa pada Senin.
Penyedia jasa pendidikan daring Koolearn, yang menduga layanan bimbingan belajarnya akan terdampak, mengatakan bahwa pihaknya akan mematuhi berbagai aturan yang relevan saat memberikan layanan pendidikan.
Sektor pendidikan komersial China telah berada dalam pengawasan dan menjadi bagian dari upaya Beijing untuk mengurangi tekanan pada anak sekolah
- 3 Kapal Perang China Berlabuh di Jakarta, Ada Apa?
- Mendiktisaintek: Pendidikan Ampuh Mencegah Radikalisme dan Terorisme
- Nasabah PNM Mekaar Asal Lampung Raih Penghargaan Aksi Nyata Bela Negara
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- BNI, CIMB Niaga, & CIMB Niaga Finance Salurkan Bantuan kepada Siswa di NTT
- Forum Pemuda Indonesia-China: Generasi Muda Jadi Jembatan Kerja Sama